Jadikankah Kami Orang-orang yang Sadar Akan Waktu

ilmu

 

 

kalau bukan kita siapa lagi. kalau bukan sekarang kapan lagi.

kata-kata ini singkat tapi banyak arti dalam penempatanya..
kali ini saya akan mencoba memahmi arti kata itu dalam kegiatan dakwah dan perjalanNya..

Yaa sekian banyak prilaku manusia berGliat dalam kesibukan dan pekrjaan yang sangat menyita waktu. benar kata "Kewajiban kita lebih banyak dari pada waktu yang tersedia" bukankah kita sudah merasakannya.

‘Umar ibn ‘Abdul Aziz pernah tidak jadi istirahat, karena ditegur oleh anaknya. Ketika ingin merebahkan tubuhnya di atas dipan, anaknya bertanya, “Ayahanda, kenapa istirahat?” “Ia, tubuh ayah lelah sekali setelah seharian keliling melihat aktivitas dan keadaan umat ini,” jawab ‘Umar dengan mantap. “Ayah, cepat bangun dan keliling lagi. Lihat urusan umat!” kata anaknya. “Ayah mau rehat sebentar saja, setelah itu baru keliling lagi,” jawab ‘Umar. Apa kata anaknya kemudian? “Apakah ayah bisa menjamin katika ayah bangun masih hidup dan bisa melihat urusan umat Islam?” ‘Umar terperanjat mendengar pertanyaan anaknya ini. Dia langsung melompat dan memakai gamisnya kembali untuk keliling melihat keadaan umat Islam. Subhanallah!

Dimana posisi kita dibanding khalifah yang mulia itu? Sungguh, pekerjaan dan tugas kita untuk umat ini lebih banyak dibanding waktu yang disediakan oleh Allah. Semua itu butuh manajemen yang baik dan rapi. Jika kita, kita tidak akan pernah menghargai waktu yang ada. Allah sudah menggariskan bahwa manusia –siapapun orangnya–akan merugi, jika hari-harinya selama di dunia ini tidak diisi dengan:
[1] peningkatan iman kepada Allah; [2] beramal saleh. Amal yang baik untuk kemaslahatan agama (Islam), keluarga, bangsa dan negara bahkan untuk dunia; [3] saling menasehati dalam menapaki ‘rel’ kebenaran; dan [4] saling menasehati dalam menetapi kesabaran. (Qs. al-‘Ashar: 1-3).

SombongNya diri ini ketika di berikan segala kecukupan oleh ALLAH SWT. sampai terkadang kita harus beralasan , bahwa kesibukan di dunia ini sangatlah menyita waktu yang ada. Pada Hal dengan mudah ALLAH memberikan segala sesuatunya. dan dengan mudah pula ALLAH SWT mengHilangkan kenikmatan itu semua di hadapan kita.

Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an dan BerDakwah di JalanNYa, dengan apa lagi?

Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an dan BerDakwah di JalanNYa, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.

Demi ALLAH Tidaklah manusia meninggal yang mengikutinya hanyalah 3 perkara ini.

– Amal Jariah
– Doa Anak Yang soleh
– dan Ilmu Yang bermanfaat.
(HR. Muslim)

lalu apakah yang sudah kita persiapkaan untuk ketiga tsb…?

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya amal itu terletak pada niat dan sesungguhnya tiap-tiap orang akan menerima sesuai dengan apa yang telah ia niatkan. Barangsiapa berhijrah untuk dunia maka ia akan mendapatkannya, barangsiapa berhijrah untuk menikah maka ia pun akan mendapatkannya. Dan hijrah itu tergantung pada apa yang telah ia niatkan.

Tugas-tugas dakwah menanti kita di depan. Mari berpikir besar dan mengemban amanah dakwah ini dengan kontribusi maksimal hingga titik pengorbanan terakhir. Bukankah tugas yang dibebankan pada kita jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia (Hasan Al-Banna)

Ungkapan di atas adalah perenungan bagi setiap jiwa, agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna dan hasil.

“….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat…” (QS Al-Baqarah [2]: 219-220)

“Ya Allah, jadikankah kami orang-orang yang sadar akan waktu. Bimbing kami agar terus dapat istiqamah beramal. Semoga waktu yang singkat di dunia ini menjadi waktu yang bernas, full dengan amal, penuh dengan kesalehan dan sarat ibadah kepada-Mu”

saudaraku pahamilah…
“Nahnu Du’at Qabla Kulli Syai’in”
(Kita adalah penyeru sebelum menjadi apapun)

BERDIRI DAN BANGKIT UMAT ISLAM BUTUH KALIAN WAHAI PENYERU KEBENARAN….

dikutip dari berbagai sumber dengan tambahan bumbu secukupnya. 🙂

Wallahu A’lam

Wahyu Rahmad Dhanni

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *