Visi Besar Generasi Terbaik Dan Kisah Para Penakluk Negeri (2)

photo6089312986712878123Oleh : Abah Iwan Kurniawan, Lc.
(Staf khusus Presiden PKS Bidang Kepemudaan dan Kewirausahaan)

Banyak lagi ayat-ayat lain yang menggambarkan jaminan bagi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana Ramadhan yang kita pahami selama ini bahwa puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam, kepada orang-orang beriman yang tujuannya adalah tiada lain agar kita sampai kepada ketakwaan.

Nah, bagaimana cara Allah SWT menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai madrasah Ramadhan menuju takwa.

Yang pertama adalah kita dipaksa untuk menerima diri kita. Satu hal yang sangat penting bagi seseorang adalah mampu mengenal dirinya dengan baik.

Dalam sebuah kata-kata hikmah disebutkan, "Seseorang itu akan celaka jika dia tidak mengetahui dirinya sendiri." Dalam bahasa sufi juga dikatakan, "Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya."

Di bulan Ramadhan ini kita dijadikan Allah SWT untuk mengenal pribadi kita dengan sebaik-baiknya.

Darimana itu disimpulkan? Allah SWT melalui Nabi Muhammad saw menyampaikan bahwa diantara keutamaan Ramadhan adalah bahwa syaitan-syaitan itu dibelenggu.

Pertanyaan kembali muncul, kalau syaitan dibelenggu pada bulan Ramadhan, mengapa di bulan Ramadhan masih banyak terjadi maksiat?

Maka jika kita mengenal diri kita dengan baik, maka masalah terbesar kita itu bukan syaitan. Masalah terbesar manusia itu adalah nafsu. Memang pada hakekatnya syaitan adalah makhluk yang akan selalu menggoda manusia. Syaitan adalah musuh yang nyata, yang Allah izinkan sebagai makhluk yang menggoda dan menganggu manusia untuk mengajak sebanyak-banyaknya manusia masuk ke dalam neraka.

Tetapi Allah SWT mengecualikan bahwa ada kelompok manusia yang tidak bisa diganggu, yang tidak bisa disesatkan oleh syaitan. Dia adalah manusia yang masuk dalam golongan orang-orang yang terpilih.

Jadi prestasi ibadahnya itu sudah sampai pada titik dia itu diselamatkan oleh Allah SWT. Prestasi ibadahnya membuat Allah SWT menjadikan dirinya terjaga dari godaan syaitan.

Coba lihat tarbiyah yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad saw terhadap Sayyidina Umar bin Khattab ra. Umar ra menjadi pribadi yang sampai jika syaitan berpas-pasan pun nggak berani. Rasulullah mengatakan, "Kalau Umar sudah melewati suatu jalan maka syaitan pun tak akan berani melewati jalan yang sama tersebut."

Model tarbiyah Rasulullah saw menjadikan seorang Umar ra yang dulu pernah hidup dimasa jahiliyah, namun setelah mengenal Islam semua menjadi berubah dan hingga syaitan pun tidak berani menganggu bahkan untuk berpas-pasan pun tidak berani.

Ini menunjukkan bahwa, masalah terbesar manusia itu bukan godaan syaitan namun nafsunya sendiri. Maka di bulan Ramadhan ini Allah membuat kita untuk mengenal diri sendiri.

Jadi jika kita masih malas beribadah, walau dengan berbagai hikmah, hadist-hadist yang menjelaskan keutamaan-keutamaan luar biasa dari bulan Ramadhan. Seperti pahala sunnah menjadi wajib, yang wajib akan digandakan. Dan banyak lagi keberkahan-keberkahan, keutamaan-keutamaan disampaikan dalam hadist-hadist nabi yang ada dalam bulan Ramadhan dan tidak ada terjadi di bulan lain.

Jadi di bulan Ramadhan ini, disaat syaitan-syaitan dibelenggu, jika kita tidak tergerak sama sekali untuk mengejar jamuan Allah SWT yang luar biasa ini. Saya kira kita wajib introspeksi diri. Ini sama sekali bukan peran syaitan, ini hanya nafsu kita sendiri.

Setelah Allah SWT menyuruh untuk mengenal diri kita, mengenal nafsu kita, setelah itu kita diperintahkan untuk berpuasa.

Secara fisik puasa itu memang membuat lemah. Ketika kita berhenti untuk makan dan minum kita akan tidak berenergi sebagaimana biasanya. Itu adalah bentuk didikan Allah SWT. Mudah-mudahan jika pun nafsu kita sangat besar kepada keburukan tapi jasad kita lemah, maka jasad yang lemah itu tidak mengantarkan kita kepada yang buruk.

Di sisi lain Ramadhan secara bahasa adalah satu hal yang sangat panas. Padang pasir yang sangat panas itu sering disebut Ramdha. Jadi Ramadhan ini juga mengandung tarbiyah dari Allah SWT untuk membakar nafsu kita yang tadi dari segala akhlak yang buruk.

Jadi kita dilatih untuk jujur. Dilatih untuk sabar. Dilatih untuk muraqabah, merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT. Jadi puasa bukan hanya membuat kita berhenti dari makan dan minum namun juga berhenti dari berbuat maksiat kepada Allah.

Kemudian dibulan Ramadhan kita diminta untuk memperbanyak shalat kita. Shalat rawatib ditambah shalat tarawih. Bahkan bagi yang sudah tarawih di masjid tidak menghalangi mereka untuk melanjutkan shalat malam dirumah. Maka perbanyaklah shalat dibulan ini.

Jadi kalau puasa itu merupakan paket komplit yang datang kepada kita setiap satu tahun sekali. Maka ibadah shalat adalah paket komplit yang datang pada kita setiap hari.

Mari kita renungi sebuah ayat dalam Alquran yang sering kita baca dalam shalat-shalat kita, yaitu surat Al-Maun. Allah SWT mengatakan, "Fa wailul lil musallin." Maka celakalah orang yang shalat.

Dalam surat lain kita membaca bahwa mukmin itu adalah orang-orang yang shalatnya khusyu. Dan khusyu itu akan mengangkat orang sampai kepada Allah SWT.

Tetapi dalam surat Al-Maun ini Allah memberikan peringatan keras bahwa ada juga diantara orang-orang yang shalat itu justru membuat dia celaka. Siapa itu? Yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Siapa orang-orang yang lalai dalam shalatnya? "Alladzina hum yura un." Yaitu yang berbuat riya.

Riya adalah suatu penyakit dalam diri kita. Lawan dari ikhlas. Baik riya maupun ikhlas sama sekali sulit dideteksi oleh diri kita sendiri. Rasulullah mengatakan, riya masuk kedalam diri kita, masuk kedalam hati kita, sangat senyap bahkan lebih senyap dari derap langkah semut.

Karena riya sulit mendeteksinya. Sama juga dengan ikhlas yang juga sangat sulit untuk mendeteksinya. Apakah kita saat ini sudah sampai pada tahap ikhlas atau tidak? Tanyakan pada diri kita.

Sifat riya itu menjadi bukti bahwa masih ada masalah hubungan kita dengan Allah. Orang yang riya mengetahui bahwa Allah SWT adalah zat yang tidak bisa ditipu. Riya itu melakukan ibadah tujuannya untuk selain Allah.

Dalam ayat selanjutnya Allah mengatakan, "Wa yamna ‘unal maa ‘un." Dan mereka orang-orang lalai yang enggan memberikan bantuan. Bahkan dalam tafsirnya itu dalam bantuan yang sifatnya sepele, seperti menolak memberi bantuan air dan garam. Padahal itu kan hal yang sangat murah sebenarnya.

Jadi korelasinya bahwa ibadah shalat itu harusnya mampu memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dan memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Kalau itu belum terjadi khawatir shalat kita dikategorikan shalat yang akan mencelakakan para pelakunya.

Hal lain yang dianjurkan untuk kita lakukan di bulan Ramadhan dan juga di bulan-bulan lain adalah kita dianjurkan untuk memperbanyak shadaqah. Jadi jika puasa tidak membuat nafsu kita turun, shalat yang kita lakukan masih belum ikhlas, maka bersihkanlah dengan shadaqah, bersihkan dengan zakat.

Tidak hanya itu, didalam bulan Ramadhan ini perbanyaklah istighfar, perbanyak wirid dan zikir. Dalam suatu riwayat, Rasulullah saw diluar Ramadhan membaca beristighfar sebanyak 70 hingga 100 kali dalam sehari.

Istighfar adalah memohon ampun. Padahal kita tahu bahwa Baginda Nabi Muhammad saw seorang yang maksum, terjaga dari perbuatan dosa. Namun beliau tetap memohon ampun setiap hari 70 hingga 100 kali kepada Allah SWT.

Jadi dalam Ramadhan ini kita diminta untuk mengenal diri kita, kemudian membakar sifat-sifat buruk dengan shalat, menumbuhkan sifat-sifat baik dengan shalat, dilemahkan nafsunya dengan puasa, membersihkan hati dengan bershadaqah dan berzakat, juga beristighfar dan melakukan wirid harian untuk melembutkan hati.

Bahkan kalau paket yang sempurna itu masih kurang, masih belum mampu merubah diri kita. Allah SWT masih menyiapkan satu hal yang utama lagi yaitu malam Lailatul Qadr, yang nilainya sama dengan 1.000 bulan. Mintalah di malam itu. Apa pun Allah akan kabulkan.

Jadi jika di bulan Ramadhan ini kita urutkan hal-hal tersebut diatas, kita lakukan dengan benar, sangat wajar akan muncul orang-orang yang menjadi alumni madrasah Ramadhan, menjadi manusia-manusia yang paripurna, menjadi manusia yang sampai kepada ketakwaan. Minimal ba'da Ramadhan memiliki sifat-sifat takwa. Dan kalau sudah sampai pada sifat-sifat takwa saya kira wajar kalau Allah memberikan bantuan. Maka hal-hal yang tadi kita bahas diawal bagaimana justru peristiwa-peristiwa besar umat Islam terjadi di dalam bulan Ramadhan.

Ternyata inilah rahasianya. Bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad saw. Karena itu mari kita optimalkan ibadah kita di bulan Ramadhan ini.

(Editor : Oyik)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *